Biografidan Silsilah Habib Munzir Almusawa. Ayah saya bernama Fuad Abdurrahman Almusawa, yang lahir di Palembang, Sumatera selatan, dibesarkan di Makkah Al mukarramah, dan kemudian mengambil gelar sarjana di Newyork University, di bidang Jurnalistik, yang kemudian kembali ke Indonesia dan berkecimpung di bidang jurnalis, sebagai wartawan luar Untukmenuntut ilmu kepada seorang ulama, beliau tak segan-segan melakukannya dengan bersusah payah menempuh perjalanan puluhan kilometer. "Walid itu kalau berburu ilmu sangat keras. Beliau sanggup berjalan berkilo-kilo meter untuk belajar ke Habib Abdullah bin Muhsin Al-Aththas (Habib Empang Bogor).". Selain Habib Empang, guru-guru Habib HabibAbdurrahman bin Ahmad Assegaf Bukit Duri Tebet atau yang kerap disapa dengan Sayyidil Walid lahir di tahun 1908 di Cimanggu, Bogor. Sayyidil Walid pada masa kecilnya telah ditinggal oleh ayahandanya yaitu Alhabib Ahmad bin Abdul Qadir Assegaf, beliau yatim yang sangat memperihatinkan. Wonosobo bersholawat bersama Habib Ali Zaenal Abidin Assegaf, dalam rangka Hari Jadi Wonosobo ke 197 yang digelar di alun-alun kota Wonosobo pada hari Senin vlog #sholawat #azzahir #syekhermania #sholawatmerdu Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Spirit Muslim. Habib Umar Bin Hafidz merupakan sosok ulama terkemuka yang menjalankan misi dakwah hingga ke berbagai belahan dunia. Beliau merupakan salah satu ulama yang berasal dari Tarim Hadramaut Yaman yang mampu menghafal kurang lebih hadits. Ketinggian ilmu yang beliau miliki membuat beliau semakin memperlihatkan sifat tawadhu’nya. Sosok ulama dengan ciri khas janggut berwarna merah serta murah senyum ini senantiasa memberikan kesejukan dan kedamaian tatkala beliau menyampaikan dakwahnya. Habib Umar lahir dari keluarga dengan silsilah keilmuan yang mumpuni dalam bidang agama. Sanad keilmuannya pun juga tidak bisa dipandang sebelah mata, pasalnya cukup banyak beliau berguru dari orang-orang hebat yang ahli dari berbagai bidang, sebut saja Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin Abdurrahman Assegaf hingga Habib Salim Asy-Syatiri. Maka tidak mengherankan dengan ketinggian ilmu serta kerendahan hati beliau dalam berdakwah membuat beliau dapat diterima mayoritas masyarakat di berbagai negara. Lantas seperti apa biografi Habib Umar bin Hafidz ? berikut penjelasan selengkapnya, mulai dari biografi singkat, Riwayat pendidikan, sanad guru, karya, gelar, hingga dakwah habib Umar bin Hafidz. SEKILAS BIOGRAFI HABIB UMAR BIN HAFIDZ. Nama lengkap Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Syeikh Abu Bakar Kelahiran Yaman, Senin 4 Muharram 1383 H 27 Mei 1963 Orang tua Habib Muhammad bin Salim Istri Hubabah Ummu Al-Muqaddam Putra Habib Salim Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Syeikh Abu Bakar lahir pada hari Senin tanggal 4 Muharram 1383 H bertepatan dengan tanggal 27 Mei 1963 pada pagi hari sebelum terbit matahari di Tarim, Hadhramaut, Yaman. Beliau tumbuh di antara keluarga shaleh dan berilmu, ayah beliau adalah seorang ulama terpandang yang mencapai derajat mufti dalam mazhab Syafi’I, kakek beliau juga seorang yang masyhur, sedangkan saudara tertua beliau yaitu Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz adalah seorang ahli fiqih yang sampai saat ini menjadi pemuka para mufti kota Tarim. NASAB HABIB UMAR. Al-Imam Al-’Arifbillah Al-Musnid Al-Hafidz Al-Mufassir Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz bin Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Abdallah bin Abi Bakr bin Aidrous bin Al-Hussain bin Al-Syaikh Abi Bakr bin Salim bin Abdallah bin Abdarrahman bin Abdallah Al-Syaikh Abdarrahman Assaqof bin Muhammad Maula Al-Daweela bin Ali bin Alawi bin Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Sahib Al-Mirbat bin Ali Khali Qasam bin Alawi bin Muhammad bin Alawi bin Ubaidallah bin Al-Imam Al-Muhajir Ilallah Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidi bin Ja’far Asshadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Hussain bin Ali bin Abu Talib wa Fatimah Azzahra binti Rasulullah Muhammad RIWAYAT PENDIDIKAN. Saat Habib Umar masih kecil, keadaan Tarim Hadrammaut berada dalam tekanan yang ditujukan kepada para ulama dan pengajar. Hal itu membuat kota tersebut menjadi tidak kondusif. Kedaan demikian tidak lantas membuat Habib Umar putus asa untuk tetap belajar menggali ilmu agama. Beliau secara sembunyi-sembunyi belajar kepada para ulama disamping belajar juga kepada ayahandanya. Namun kenyataan yang pahit harus diterima Habib Umar, saat beliau berumur 9 tahun ayah beliau yaitu Habib Muhammad bin Salim diculik oleh orang-orang komunis yang saat itu sedang berkuasa di kawasan Yaman Selatan, ayah beliau diculik lantaran tegas dalam menyampaikan dakwah dan kebenaran, hingga sampai saat ini beliau tidak diketahui keberadaannya. Sanad keilmuan habib Umar juga tidak bisa dipandang sebelah mata, pasalnya beliau berguru kepada ulama-ulama tersohor dunia, sebut saja Habib Salim bin Abdullah Asy-Syatiri, Habib Abdullah bin Syeikh Al-Aydarus, hingga Habib Abdullah bin Hasan Bilfaqih. Pada kesempatan menuntut ilmu inilah beliau ke Haramain untuk berhaji. Beliau juga menyempatkan untuk mengikat hubungan dengan banyak ulama disana. Dari tangan merekalah Habib Umar menguasai berbagai disiplin ilmu, mulai dari ilmu tauhid, fikih, usul fikih, tata bahasa sejarah, hingga ilmu Tazkiah tasawuf. Maka tidak mengherankan, ketinggan ilmunya membuat beliau mulai menjalankan misi dakwah sejak umur 15 tahun. pada permulaan bulan Shafar 1402 H yang bertepatan dengan bulan Desember 1981 M, beliau pindah ke kota Baidha’, dan menetap di Ribath Al-Haddar. Di sana beliau berguru kepada Habib Muhammad bin Abdullah Al-Haddar, Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith, dan Al-Habib Ibrahim bin Umar bin Aqil. beliau gencar berdakwah dan mengajar di sekitar kota Baidha’, Hudaidah dan Ta’iz. Di kota Ta’iz inilah beliau berguru kepada Al-’Allamah Al-Musnid Ibrahim bin Umar bin Aqil. Kemudian pada bulan Rajab 1402 H yang bertepatan dengan bulan April 1982 M, beliau berkunjung ke Haramain. Di sana beliau berguru kepada Habib Abdulqadir bin Ahmad Asseqqaf, Habib Ahmad Masyhur bin Thaha Al-Haddad, Habib Abu Bakar Al-Aththas bin Abdullah Al-Habsyi. Beliau juga memperoleh ijazah sanad Hadits dari Al-Musnid Syeikh Muhammad Yasin Al-Faddani dan Muhadditsul Haramain Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki serta sejumlah ulama lainnya. Selanjutnya pada tahun 1413 H/1992 M, beliau pindah ke kota Syihr dam mengajar di Ribath Syihr. Beliau menetap di sana selama beberapa tahun. Satu tahun setengah sebelum ke Syihr, beliau tinggal di Oman untuk mengajar dan berdakwah di sana. Setelah itu beliau kembali ke kota Tarim, dan pada tahun 1414 H/1994 M beliau mulai merintis pendirian pesantren Darul Musthafa’ yang kemudian secara resmi berdiri pada hari Selasa 29 Dzulhijjah 1417 H/6 Mei 1997 M. SANAD GURU HABIB UMAR. Habib Muhammad bin Salim ayah, Habib Muhammad bin Alwi bin Shahab, Habib Ahmad bin Ali bin Syekh Abu Bakar, Habib Muhammad bin Abdullah al Haddar di kota Baidho – Yaman, Habib Ibrahim bin Agil bin Yahya di Kota Taiz – Yaman, Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin Abdurrahman Assegaf, Habib Abdullah bin Syeikh Al-Aydarus, Habib Abdullah bin Hasan Bilfaqih, Habib Umar bin Alwi Al-Kaff, Habib Ahmad bin Hasan Al-Haddad, Habib Ali Al-Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, Habib Salim bin Abdullah As Syatiri, Syeikh Al-Mufti Fadhl bin Abdurrahman Ba Fadhl, Syeikh Taufiq Aman, Al-’Allamah Al-Musnid Ibrahim bin Umar bin Aqil, Al-Musnid Syeikh Muhammad Yasin Al-Faddani, Muhadditsul Haramain Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki KITAB KARYA HABIB UMAR Is’af tholibi ridho alkhallak bimakarimi alkhallak Taujihat tullab Syarah mandhumah sanad alawiy Khuluquna Dakhirah musyarafah Khulasoh madad an-nabawiy Diyaul lami bidhikri maulidi nabi as-syafi Syarobu althohurfi dhikri siratu badril budur Taujihat nabawiyah Nur aliman Almukhtar syifa alsaqim Al washatiah Mamlakatul qa’ab wa al adha’ GELAR AL-HAFIDZ. Penyematan gelar Al-Hafidz merupakan gelar yang diberikan oleh para ulama terhadap para ulama yang telah menghafal hadits. Habib Umar memiliki gelar tersebut namun pernah suatu ketika Habib Mundzir bin Fuad Al-Musawwa saat bertemu Habib Umar bin Hafidz menegurnya untuk tidak menyebutkan gelar Al-Hafidz kepadanya. Inilah salah satu bentuk ketawadhuan Habib Umar, padahal sudah jelas-jelas beliau telah menghafal hadits namun beliau enggan disebut gelarnya. DAKWAH HABIB UMAR Dakwah Habib Umar yang sejuk dan indah telah membuat setiap orang yang mendengarkan menjadi tenang, bahkan karena kelembutan dakwahnya tersebut membuat beliau dapat diterima diberbagai negara, sebut saja Haramain, Syam, Mesir, Afrika, Asia Tenggara, hingga ke daratan Eropa. Beliau tiada hentinya melakukan dakwah untuk menebar kebaikan di muka bumi ini. Bahkan setiap tahun pada bulan Muharram selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi Indonesia. Dakwah beliau juga sangat dirasakan kesejukannya dan disambut dengan hangat oleh umat Islam di Indonesia. Masyakarat menyambut beliau dengan sangat antusias dan hangat, mengingat bahwa kakek beliau yang kedua, al Habib Hafidz bin Abdullah bin Syekh Abubakar bin Salim, berasal dari Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia. Di Indonesia sendiri, Habib Umar telah melakukan dakwah rutin sejak tahun 1994 saat diutus oleh Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf yang berada di Jeddah untuk mengingatkan dan menggugah ghirah semangat atau rasa kepedulian para Alawiyyin Indonesia. Perintah itu disebabkan sebelumnya ada keluhan dari Habib Anis bin Alwi al-Habsyi seorang ulama dan tokoh asal Kota Solo, Jawa Tengah tentang keadaan para Alawiyyin di Indonesia yang mulai jauh dan lupa akan nilai-nilai ajaran para leluhurnya. Intensitas kedatangan yang semakin sering ke Indonesia membuat Habib Umar menginisiasi lahirnya organisasi bernama Majelis Al-Muwasholah Bayna Ulama Al Muslimin atau Forum Silaturrahmi Antar Ulama. Sejak itu, Habib Umar menjadi semakin sering datang ke Indonesia untuk menyampaikan dakwah dan ajarannya. Di Indonesia al Habib Umar sudah beberapa kali membuat kerjasama dengan pihak bahkan pemerintah Indonesia, dalam hal ini Ditjen Kelembagaan Keagamaan Departemen Agama RI meminta pembuatan kerjasama dengan al Habib Umar dan Darul Musthafa untuk pengiriman SDM yang berkualitas, khususnya para kyai pimpinan pondok pesantren untuk mengikuti program pesantren kilat selama tiga bulan dibawah bimbingan langsung al Habib Umar. Sampai saat ini, banyak sudah santri-santri di Indonesia yang menuntut ilmu di pondok pesantren yang beliau pimpin, Darul Musthafa di Hadramaut, dan telah melahirkan banyak da’i-da’I yang meneruskan perjuangan dakwahnya di berbagai daerah di Indonesia. KISAH TELADAN HABIB UMAR BIN HAFIDZ. Pernah suatu ketika saat Habib Umar berumur 25 tahun dan ditawari untuk menikah dengan salah satu putri dari guru beliau Al-Imam al-Habib Muhammad bin Abdullah al-Haddar. Beliau memiliki 2 orang putri yang satu masih gadis dan satunya lagi janda. Tanpa pikir panjang Habib Umar memilih putri dari gurunya tersebut yang berstatus janda. Saat beliau oleh sang guru alasan memilih putrinya yang janda habib Umar menjawab “Aku ingin ditemani oleh seseorang yang telah memiliki pengalaman di dalam menjalani kehidupan, karena suatu saat nanti aku akan membawa beban yang cukup berat perjuangan dakwah. Dan satu lagi yaitu, aku ingin mengikuti apa yang dilakukan oleh Kekasihku Muhammad Al-Musthafa Rasulullah Saw. ketika menikahi Sayyidah Khadijah Ra. berumur 25 tahun dan Sayyidah Khadijah Ra. sudah berstatus janda. Pernah juga ada sebuah peristiwa yang melibatkan Habib Umar bin Hafidz dan Habib Ahmad ibn Muhammad Alkaff salah satu murid habib umar serta beberapa murid lainnya. Pada pertengahan bulan april 1994 musim dingin tengah terjadi di kota Tarim Hadramaut. Sepulang dari acara rauhah dan maulid Habib Ahmad dan beberapa murid bergegas menemui Habib Umar untuk mendapatkan selimut, namun sayangnya selimut tersebut telah habis dibagikan kepada murid-murid yang lain dan dijanjikan oleh Habib Umar akan dibelikan keesokan harinya karena malam hari toko tutup. Saat Habib Ahmad beserta murid lainnya hendak pulang menuju asrama yang ada dibelakang kediaman Habib Umar, Habib Umar tiba-tiba membagikan selimut tipis nan lusuh dan membagikan kepada para muridnya tersebut. Para murid tersebut lantas bergegas menuju asrama dan lekas tidur, tak selang lama mereka mendengar tangisan bayi dan mereka yakin itu adalah putra habib Umar. Setelah shalat shubuh saat kajian kitab Nahwu mereka bertemu dengan salah satu putra Habib Umar yakni habib Salim. Mereka bertanya kepada Habib Salim atas tangisan bayi pada malam tersebut “Wahai Salim mengapa adik bayimu menangis tak henti hentinya tadi malam? Apakah dia sakit? Habib Salim pun menjawab, "Tidak, adikku tidak sakit." Jawab Habib Salim. "Lalu apa yang membuatnya menangis?" Tanya mereka. Dengan keluguannya habib Salim pun menjawab, "Mungkin karena kedinginan, karena semalam kami sekeluarga tidur tanpa selimut?!" mereka terkejut mendengar apa yag diucapkan habib Salim. Habib Ahmad lantas segera mengembalikan selimut itu kepada habib Umar dan beliau menerima selimut itu dan menggantikan selimut tersebut dengan yang baru, yang dikirim oleh pemilik toko. Habib Ahmad dan murid lainnya pun kembali keasrama tanpa dapat membendung lagi air mata mereka yang melihat kemuliaan yang diberikan habib Umar kepada murid-muridnya. Subhanallah, inilah akhlak seorang Habib Umar, beliau rela selimut keluarganya bahkan selimut putranya yang masih bayi diberikan kepada murid-muridnya meskipun keluarganya dalam keadaan kedinginan. Spirit Muslim. Salah satu ulama yang akhir-akhir ini menjadi sorotan tanah air adalah beliau Habib Ali Zainal Abidin atau lebih familiar dengan sebutan Habib Bidin. Beliau dikenal di seluruh nusantara berkat keberhasilan beliau dalam memimpin majelis shalawat pimpinannya yang bernama Az-Zahir. Kiprah beliau dalam majelis shalawat pun semakin bersinar tatkala beliau mengubah syair lagu "Joko Tingkir" menjadi syair pujian, karena seperti yang kita tahu bahwa syair Joko Tingkir sebelumnya identik dengan pelecehan dan terkesan merendahkan, padahal Joko Tingkir merupakan seorang raja, ulama sekaligus waliyullah pada hanya itu saja, suara khas Habib Bidin yang mirip dengan suara Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf nyatanya mampu membuat jama'ah semakin bersemangat dalam melantunkan shalawat. Lantas seperti apa profil dan biografi Habib Ali Zainal Abidin Assegaf ini ? berikut Spirit Muslim akan merangkum dan menjelaskannya secara HABIB BIDINHabib Ali Zainal Abidin Assegaf Bin Segaf Bin Al-Quthb Habib Abu Bakar Assegaf Gresik Bin Muhammad Bin Umar Bin Abu Bakar Bin Imam Wadi Al-Ahqaf Umar Bin Segaf Bin Muhammad Bin Thoha Bin Umar Ash-Shofi Bin Abdurrahman Bin Muhammad Bin Ali Bin Abdurrahman Assegaf Bin Muhammad Mauladdawilah Bin Ali Bin Alwi Al-Ghuyur Bin Muhammad Al-Faqih Muqoddam Bin Ali Bin Muhammad Shahib Mirbath Bin Muhammad Kholiq Qhasam Bin Alwi Bin Muhammad Bin Alwi Bin Ubaidillah Bin Ahmad Al-Muhajir Bin Isa Bin Muhammad An-Naqib Bin Ali Al-'uraiddi Bin Ja'far As-Shodiq Bin Muhammad Al-Baqir Bin Ali Zaenal Abidin Bin Husein Bin Ali Bin Abu Thalib Suami Fatimah Az-Zahra Binti Rasulullah Shalallahu Alaihi HABIB BIDINNama Lengkap Ali Zainal Abidin AssegafKelahiran 20 September 1977Orang tua Habib Segaf AssegafHabib Ali Zainal Abidin atau akrab dipanggil Habib Bidin lahir pada 20 September 1977, beliau merupakan salah satu ulama mahsyur di daerah Pekalongan sekaligus menantu dari Habibana Habib Lutfi Bin Ali Bin Hasyim Bin Yahya, atau lebih dikenal dengan panggilan Habib Lutfi. Habib Bidin sendiri memiliki nasab mulia hingga sampai pada Rasulullahh bahkan salah satu kakeknya yakni Habib Abu Bakar Assegaf merupakan seorang wali Quthub. Wali Quthub merupakan wali paripurna, wali agung, mereka hanya ditemukan satu kali di setiap zaman dimana mereka berperan untuk menjelaskan rahasia hakikat Habib Bidin bernama Habib Segaf Assegaf, beliau adalah orang yang paling berjasa dalam penyebaran seni gambus di Indonesia. Hal tersebut sebagaimana dituturkan oleh Habib Bidin ketika disowani dikunjungi oleh Kyai Nanal Ainal Fauz. Ayah beliau juga terkenal dengan keshalehannya. Setiap selesai main gambus, bayaran yang didapat dari main gambus tersebut akan langsung dibelikan kitab oleh ayah beliau. "Abah saya dulu ahli kitab. Hobi beliau adalah mengkoleksi banyak kitab. Saking banyaknya, hingga penyekat ruang tamu antar laki-laki dan perempuan adalah dengan rak lemari kitab. Padahal ruang tamunya luas." Begitu tutur Habib Bidin. "Jadi berangkat nggambus, pulangnya bawa kitab. Abah main gambus hanya untuk menutupi keshalehannya. Para kiai dan habaib pun tahu soal ini." pungkasnya Biodata Dan Latar Belakang Habib Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar. Kenalkah anda dengan nama yang dituliskan ini? Pernah tak korang terlihat ceramahnya di youtube? Ada kan? Ada banyak. Kalau nak senang google je nama dia kat internet, pasti ada dari ratusan carian yang keluar. Secara umumnya saya mengenali sosok nama Habib Ali Zaenal Abidin apabila ramai yang share siri ceramahnya di media sosial seperti youtube, instagram, facebook, twitter dan lain-lainnya. Memiliki wajah yang tenang dan akhlaknya menyejukkan mata. Betapa halus lembut tutur kata tetapi kalimah yang disampaikan bagai tertusuk terus ke dalam hati. Begitulah secara umum pandangan saya terhadap beliau melalui pelbagai ceramahnya. Habib Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar juga terkenal dengan siri jelajah selawat Nabi SAW di mana satu masa dahulu beliau pernah dianggap terlalu mengagungkan junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW. Sedangkan berselawat ke atas Nabi itu adalah amat digalakkan ke atas umat Muhammad demi mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak. Wallahu'lam. Biodata Habib Ali Zaenal Abidin Nama penuh / Nasab beliau Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar bin Salim bin Hadi bin Salim Al Hamid bin Sheikh Abu Bakar Berikut adalah sedikit sebanyak tentang latar belakang beliau- Tahun 1974 – 1992 Beliau dilahirkan pada hari Jumaat, 12 April 1974, selepas solat Jumaat di Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia. Beliau anak ke-2 dari 6 adik-beradik 4 lelaki dan 2 perempuan. Beliau daripada keluarga sederhana yang hidup di sebuah perkampungan yang didiami oleh ramai para ulama’ dan terdapat juga beberapa buah pondok pesantren di situ. Sewaktu membesar, beliau berguru dengan ▶️ Ustadz Hasan Baharom ▶️ Ustadz Soleh Bal As’ad ▶️ Ustadz Abdul Hamid ▶️ Ustadz Soleh Bin Agil ▶️ Ustadz Ahmad Barakwan ▶️ Ustadz Husin Bin Abu Bakar dan ramai lagi para asatizah. Beliau berguru dengan kesemuanya berbagai-bagai kitab dalam bidang agama. Tahun 1993 – 1995 Pada usia beliau 21 tahun, dengan restu Ayahanda, Al Habib Abu Bakar bin Salim Al Hamid, dan Bonda, beliau pergi ke Hadhramaut, Yemen untuk meneruskan pengajian. Di Hadhramaut, beliau berguru dengan ✅ Al Habib Umar bin Hafidz pemimpin Dar Al Mustafa ✅ Al Habib Ali Masyhur ✅ Al Habib Salim As Syatiri ✅ Al Habib Hasan As Syatiri ✅ Al Habib Abdullah Bin Syihab ✅ Al Habib Abdul Qadir Jailani Al Masyhur ✅ Al Habib Abdullah bin Syeikh Al Idrus ✅ Syeikh Fadal Ba Fadal ✅ Al Habib Musa Al Kazim As Saqqaf ✅ Syeikh Umar Husain Al Khatib ✅ Syeikh Umar Abu Bakar Al Khatib ✅ Al Habib Ali Abdul Rahman Al Jufri ✅ Habib Umar Bin Hafidz kanan bersama Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid Beliau juga adalah antara anak murid Al Habib Umar bin Hafidz yang pertama di Dar Al Mustafa. Bakat semulajadi beliau sebagai seorang pendakwah mula diasah oleh Al Habib Umar bin Hafidz. Tahun 1996 – 2001 Selepas pengajian beliau di Hadhramaut, Yemen, beliau pergi ke Mesir pula. Selama 5 tahun di Universiti Al Azhar, beliau terus berguru mendalami ilmu-ilmu agama dengan 1. Dr. Abdul Badi’ Abu Hashim 2. Dr. Saad Jawish 3. Dr. Ali Jum’ah 4. Dr. Muhammad Jibril Di sini juga beliau, seiring dengan belajar, telah terus mengasah kemahiran berdakwah beliau dengan mengajar dan mendidik pelajar-pelajar dari pelbagai kaum dan bangsa. Tahun 2002- Sekarang Setelah menerima ijazah degree dalam jurusan Islamic Legislation and Law’ dari Universiti Al Azhar, beliau meneruskan kembara ilmunya di Universiti Islam Antarabangsa UIA, Malaysia, dalam jurusan Al Quran dan Sunnah. Dalam tahun 2004, beliau bernikah dan sejak itu, beliau serta isteri telah dianugerahkan dengan 3 orang puteri. Alhamdulillah, beliau telah selesai kuliahnya di peringkat Sarjana Masters. Secara ringkasnya perjalanan Pendidikan beliau adalah seperti berikut ✅ 1993 – 1995 - Dar al Mustafa, Tarim, Yaman. ✅ 1996 – 2001 - Ijazah Sarjana Muda Usuluddin, Universiti Al-Azhar, Mesir. ✅ 2001 – 2006 - Ijazah Sarjana Al-Quran & As-Sunnah, Universiti Islam Antarabangsa Malaysia UIAM ✅ 2017 – Kini - PhD dalam bidang Al-Quran & As-Sunnah, Universiti Islam Antarabangsa Malaysia UIAM PENGLIBATAN DAKWAH MELALUI KHIDMAT MASYARAKAT 1. Ahli Panel Dakwah Majlis Perundingan Islam MPI, JAKIM. 2. Penaung Madrasah At-Tazkiyah. 3. Penasihat Utama Pertubuhan Kebajikan Darul Murtadza, Kuala Lumpur. 4. Pembimbing Majlis Ta’lim Darul Murtadza. 5. Pembimbing Majlis Ta’lim Madras An Nur. 6. Pembimbing Jalsah Isnin di Surau Putra Al Amin, Putrajaya. 7. Penceramah Pengajian Kitab Syamail Muhammadiyah di Pertubuhan Muhibbin Melaka. 8. Pembimbing Majlis Tafaqquh Ilmi Johor. 9. Pembimbing Majlis Hadyun Nabawi Singapura. PENGLIBATAN DAKWAH MELALUI MEDIA 1. Penceramah dalam rancangan Fiqhus Sirah, Hayatur Rasul sebanyak 20 episod di Radio IKIM pada tahun 2013 2. Penceramah rancangan Muhammadku di TV3 sebanyak 13 episod pada tahun 2013. 3. Penceramah rancangan Taman Syurga TV Al-Hijrah sebanyak 80 episod pada tahun 2015 Rujukan sumber; 1. 2. Nama Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar bin Salim bin Hadi bin Salim Al Hamid bin Sheikh Abu Bakar Dikenali sebagai Habib Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar Al Hamid Agama Islam Warganegara Malaysia Tarikh Lahir Jumaat, 12 April 1974. Jantina Lelaki Status perkahwinan Berkahwin Bahasa Melayu Akidah Ahlusunnah wal jamaah Pegangan Mazhab Syafie Para guru serta latar belakang pendidikan 1974 – 1992 Pada awal usia beliau, Habib telah menuntut ilmu dengan ramai guru di sebuah perkampungan yang di diami oleh ramai para ulama’. Sewaktu membesar, beliau sempat berguru dengan 1. Ustadz Hasan Baharom 2. Ustadz Soleh Bal As’ad 3. Ustadz Abdul Hamid 4. Ustadz Soleh Bin Agil 5. Ustadz Ahmad Barakwan 6. Ustadz Husin Bin Abu Bakar 1993-1995 Pada usia beliau 21 tahun, dengan restu Ayahanda, Al Habib Abu Bakar bin Salim Al Hamid, dan Bonda, beliau pergi ke Hadhramaut, Yemen untuk meneruskan pengajian di Hadhramaut. Beliau juga adalah antara anak murid Al Habib Umar bin Hafidz yang pertama di Dar Al Mustafa. Bakat semulajadi beliau sebagai seorang pendakwah mula diasah oleh Al Habib Umar bin Hafidz. Di Hadhramaut beliau berguru dengan 1. Al Habib Umar bin Hafidz pemimpin Dar Al Mustafa 2. Al Habib Ali Masyhur 3. Al Habib Salim As Syatiri 4. Al Habib Hasan As Syatiri 5. Al Habib Abdullah Bin Syihab 6. Al Habib Abdul Qadir Jailani Al Masyhur 7. Al Habib Abdullah bin Syeikh Al Idrus 8. Syeikh Fadal Ba Fadal 9. Al Habib Musa Al Kazim As Saqqaf 10. Syeikh Umar Husain Al Khatib 11. Syeikh Umar Abu Bakar Al Khatib 12. Al Habib Ali Abdul Rahman Al Jufri 1996 – 2001 Selepas pengajian beliau di Hadhramaut, Yemen, beliau pergi ke Mesir pula. Selama 5 tahun di Universiti Al Azhar, beliau terus berguru mendalami ilmu-ilmu agama dengan 1. Dr. Abdul Badi’ Abu Hashim 2. Dr. Saad Jawish 3. Dr. Ali Jum’ah 4. Dr. Muhammad Jibril Di sini juga beliau, seiring dengan belajar, telah terus mengasah kemahiran berdakwah beliau dengan mengajar dan mendidik pelajar-pelajar dari pelbagai kaum dan bangsa. Secara ringkasnya perjalanan Pendidikan beliau adalah seperti berikut 1993 – 1995 Dar al Mustafa, Tarim, Yaman. 1996 – 2001 Ijazah Sarjana Muda Usuluddin, Universiti Al-Azhar, Mesir. 2001 – 2006 Ijazah Sarjana Al-Quran & As-Sunnah, Universiti Islam Antarabangsa Malaysia UIAM 2017 – Kini PhD dalam bidang Al-Quran & As-Sunnah, Universiti Islam Antarabangsa Malaysia UIAM PENGLIBATAN DAKWAH MELALUI KHIDMAT MASYARAKAT 1. Ahli Panel Dakwah Majlis Perundingan Islam MPI, JAKIM. 2. Penaung Madrasah At-Tazkiyah. 3. Penasihat Utama Pertubuhan Kebajikan Darul Murtadza, Kuala Lumpur. 4. Pembimbing Majlis Ta’lim Darul Murtadza. 5. Pembimbing Majlis Ta’lim Madras An Nur. 6. Pembimbing Jalsah Isnin di Surau Putra Al Amin, Putrajaya. 7. Penceramah Pengajian Kitab Syamail Muhammadiyah di Pertubuhan Muhibbin Melaka. 8. Pembimbing Majlis Tafaqquh Ilmi Johor. 9. Pembimbing Majlis Hadyun Nabawi Singapura. PENGLIBATAN DAKWAH MELALUI MEDIA 1. Penceramah dalam rancangan Fiqhus Sirah, Hayatur Rasul sebanyak 20 episod di Radio IKIM pada tahun 2013 2. Penceramah rancangan Muhammadku di TV3 sebanyak 13 episod pada tahun 2013. 3. Penceramah rancangan Taman Syurga TV Al-Hijrah sebanyak 80 episod pada tahun 2015

biografi habib ali zainal abidin assegaf